- See more at: http://www.mybloggerwidgets.com/2013/04/add-snow-falling-effect-in-blogger.html#sthash.H9P4j4nT.dpuf

Thursday 5 December 2013

"pelangi senja untuk Ichel"



PELANGI SENJA UNTUK ICHEL
           
Di sore hari, seperti biasa Ichel dan Iko duduk dibukit belakang rumah Ichel. Setiap sore ke bukit untuk melihat senja yang indah dibalut warna keemasannya.
Ichel adalah gadis cantik yang pintar dan ceria. Sedangkan iko adalah seorang pria yang gagah dan kuat, dia sahabat Ichel dari kecil. Iko selalu menjaga Ichel, Iko sangat sayang pada Ichel. Mereka sekarang duduk dibangku SMA.
Suatu hari, tiba-tiba Ichel sesak napas dan dia batuk-batuk sampai mengeluarkan darah dari mulutnya. Sedangkan diluar kamar ,Mama Ichel memanggil.
“Ichel...makan sayang...sudah sore” teriak Mama, tapi tak ada jawaban dari Ichel. Mama terus memanggil hingga mama masuk ke kamar.
Ketika Mama membuka pintu, Mama terkejut dengan keadaan Ichel yang tergeletak di lantai dengan darah di seluruh tangan dan mulutnya. Ichel langsung di larikan kerumah sakit.
Setelah Dokter memeriksa ichel, dokter menyampaikan kepada Mama apa yang terjadi pada Ichel.
“Dok, bagaimana keadaan Ichel? Baik-baik saja kan, Dok?”
penyakit Ichel semakin parah, kanker paru-paru nya sudah memasuki stadium  III. Jadi,sedikit peluang untuk Ichel bertahan hidup.”
“maksud Dokter? Jadi Ichel gak bakalan sembuh?”
“kami semua ingin Ichel sembuh, Kami akan berusaha. Lebih baik kita berdoa untuk kesembuhan Ichel, jangan sampai Ichel kecapean apa lagi banyak pikiran yaa,Bu.” Jelas Dokter.
“baik,Dok. Saya akan berusaha. Terima kasih atas bantuannya,dok.”
Mama dan Ichel pulang ke rumah. Mama langsung memberi tahu keadaan Ichel pada Iko dan Iko terkejut mendengar berita itu. Mama menyuruh Iko untuk merahasiakan semua ini dan lebih hati-hati menjaga Ichel.
Seperti biasa, di sore hari Iko mengajak Ichel untuk melihat pelangi di senja hari, dibukit belakang rumah. Mereka duduk sambil menikmati indahnya pelangi di senja hari.
“Ko, jika suatu hari Ichel pergi, Ichel harap senja ini akan tetapa indah meski tanpa Ichel, Ichel gak mau lihat senja ini rusak. Ichel ingin tetap seperti sekarang.”
“tenang aja, Chel. Iko akan tetap menjaga senja ini dengan baik, Iko juga gak mau liat senja ini sedih tanpa Ichel.”
“Iko akan berusaha supaya pelangi dan senja ini akan selalu indah. meskipun Ichel pergi,Ichel akan selalu ada dihati Iko dan senja yang ada disini.”
“Iko janji ya? Kalo Ichel pergi,Iko tetap jadi sahabat Ichel? Iko mau kan sayang sama Ichel? Ngejagain Ichel,ada buat Ichel. Iko jani ya kita akan tetap bersama?”
“Iko janji! Iko mau ngelakuin itu semua, Iko sayang banget sama Ichel. Ichel itu udah jadi adik Iko, jadi Ichel gak usah takut kehilangan Iko. Asal Ichel jangan pergi ninggalin Iko ya?”
Mereka berjanji akan selalu setia selamanya. Tanpa terasa air mata iko pun terjatuh. Iko tidak bisa membayangkan jika suatu saat nanti semua yang dikatakan Ichel akan kenyataan. Iko belum siap jika melihat Ichel yang selalu tegar dan semangat tiba-tiba terbaring lemah di rumah sakit, menanti detik terakhirnya.
Waktu terus berjalan, penyakit Ichel sering kambuh. Pada suatu hari ketika Ichel dan Iko balik sekolah, tiba-tiba dijalan Ichel batuk-batuk dan mengeluarkan darah.
“Ichel kenapa? Sakit?” kata Iko dengan panik. Sedangkan Ichel tetap batuk-batuk, “Ichel....jawab Iko. Kita pulang aja ya? Kapan-kapan deh beli bukunya.”
“nggak,ko. Ichel gak apa-apa. Ichel Cuma batuk biasa.”
“Ichel kecapean dan harus istirahat. Iko gak mau Mama Ichel marah.”
“ nggak, Mama gak bakal marah. Ichel kan gak apa-apa. Lanjut aja yuuk?” ajak Ichel.
“ ya udah yuuk.”
Ichel dan Iko menuju toko buku. Setelah sampai disana Ichel dan Iko memilih buku yang mereka suka. Ichel langsung menuju ke suatu tempat dimana sebuah buku tertata dengan indahnya. Ichel ingin beli buku itu, tapi bukunya gak dijual. Siapa yang mau baca, harus baca disitu. Ichel memaksa penjaga toko untuk memberikan buku itu. Ichel dan penjaga toko berdebat cukup lama hingga akhirnya dada Ichel sakit dan jatuh pingsan. Iko segera membawa Ichel kerumah sakit dan menghubungi Mama.
Ketika dirumah sakit, Iko dan mama sedang membicarakan penyakit Ichel yang semakin parah. Tanpa sengaja Ichel mendengar semua pembicaraan mereka, Ichel pun langsung marah pada mereka.
“jadi yang barusan Ichel dengar itu benar? Ichel kena kanker paru-paru? Kenapa Mama gak cerita sama Ichel? selama ini Iko juga tahu tentang penyakit Ichel? Iko tega sama Ichel!! Kenapa kalian tega sama Ichel? Kenapa Ichel gak di kasih tahu?”
“kalian udah gak sayang sama Ichel. Kalian bohong!! Kalian bilang Ichel gak apa-apa. Selama 6 bulan kalian merahasiakan semua ini? Kalian jahat!!Ichel benci kalian!!!”
Ichel pergi entah kemana, Iko dan mama terus mengejar Ichel,tapi sayang Ichel gak ketemu.
Beberapa hari berlalu, Ichel belum ditemukan. Iko dan mama sudah mencari Ichel kemana-mana,menghubungi teman-temannya,tapi hasilnya tetap nihil. Iko gak tahu mau nyari Ichel kemana lagi,Iko sedih dan menyesal atas semua kejadian ini.
Waktu Iko lagi nyari Ichel ditaman, tiba-tiba Iko ingat bukit belakang rumah. Tanpa pikir panjang Iko langsung lari menuju bukit. Dibukit, Iko melihat sesosok gadis cantik nan anggun, dengan rambut panjang yang terurai dan wajah yang sangat pucat. Gadis itu sedang duduk menatap senja yang indah dan kicau burung yang merdu semakin meyakinkan bahwa gadis itu adalah Ichel.
“pulang yuk,Chel? Kamu lagi sakit, harus istirahat.” Kata Iko.
“Ichel gak mau pulang! Biarin aja Ichel sakit, percuma kan Ichel hidup kalo gak bisa sembuh?”
“Ichel mau disini sama pelangi dan senja, juga bukit yang selalu menemani Ichel. Ichel gak mau ninggalin tempat ini,Ko!”
“iya,Chel. Iko tahu kok! Tapi mama khawatir, kemarin mama sakit mikirin Ichel. Mama sayang sama Ichel, Ichel gak sayang sama Mama?” bujuk Iko.
“Ichel sayang sama Mama, tapi kenapa Mama sama Iko tega ngebohongi Ichel? “
“Ichel mau tahu kenapa Mama bohong?” tanya Iko.
“karena Mama sayang sama Ichel. Mama gak mau Ichel tambah sakit kalo tahu semuanya. Mama juga mau cerita,tapi mama nunggu waktu yang tepat,Chel.”
“tapi caranya salah,Ko! Terus kapan mama ngasih tahunya? Saat Ichel sekarat? Saat Ichel mau mati?”
“gak gitu,Chel...”
“udah deh,mending Iko pergi. Tinggalin Ichel sendiri, Ichel gak mau di ganggu!!” bentak Ichel dengan nada tinggi.
Ichel beranjak dari tempat duduk, tapi apa yang terjadi? Ichel pingsan. Iko membawa Ichel ke rumah sakit. Waktu terus berjalan, 3 jam sudah Ichel tak sadarkan diri. 4 jam, 5 jam, hingga 6 jam Ichel tak sadar juga. Dokter semakin khawatir dengan keadaan Ichel. Dokter berusaha semaksimal mungkin, tapi keadaan Ichel semakin kritis.
Mama dan Iko semakin cemas, mereka takut hari itu akan terjadi sekarang. Mereka hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar memberi kesembuhan kepada Ichel. Semoga Ichel bisa sadar dan sehat kembali.
Setelah melewati masa krisisnya. Akhirnya, Ichel terbangun. Mama dan Iko sangat bahagia, tapi keadaan Ichel masih terlihat lemah. Wajahnya pucat pasi.
Ichel mau ke bukit” seru Ichel.
jangan, Ichel lagi sakit” jawab Iko.
Ichel mau sekarang,Ko. Ichel mau liat pelangi!” ucap Ichel dengan nada tinggi.
Melihat keadaan Ichel yang memaksa, akhirnya mama meminta izin pada dokter. Meski tak diizinkan, mama tetap merayu dokter hingga akhirnya dokter mengizinkan. Mereka bersiap-siap mengantar Ichel ke bukit.
Ichel dan Iko duduk di tempat biasa mereka melihat pelang senja.
Iko inget janji iko?”tanya Ichel
“inget” jawab Iko lirih
Di surga ada gak tempat seperti ini?
surga lebih indah dari ini,Chel.” Iko menjawab dengan mata berkaca-kaca.
tapi Ichel mau bukit,pelang dan senja yang ada di sini. Bukan yang lain”
Iko terdiam mendengar ucapan Ichel. “Iko jaga  senja ini yaa. Jangan biarkan mereka sedih..” Ichel tersenyum pada Iko. Iko pun membalas dengan senyuman.
Ichel meminjam bahu Iko untuk sandaran. Mereka terhanyut oleh keindahan senja yang ada di depan mereka. Setelah lama terdiam, Iko baru menyadarinya, Ichel terlelap. Entah ia terlelap sementara, atau terlelap untuk selamanya.
Chel...Ichel...” Iko menggoyangkan punggung Ichel. Tak ada respon dari Ichel.
Dokter....Dokter...” Dokter yang sedari tadi menunggu di bawah bareng Mama, seketika berlari ke arah teriakan Iko.
Dokter langsung memeriksa denyut nada Ichel dan ternyata denyut itu pun telah pergi bersama tenggelamnya sang dewa langit. Mama menangis, berteriak memanggil nama Ichel. Mama semakin hiteris, dokter dan Iko tak dapat menenangkan Mama. Di peluknya Ichel yang kini telah menjadi jazad Ichel oleh Mama. Iko hanya bisa mengeluarkan air mata tanpa isak tangis, di pandangnya jazad Ichel yang kini telah terbalut gelapnya malam.
Setelah kematian Ichel, Iko sering mengunjungi makam Ichel dan duduk di tempat biasa sambil menatap pelangi sen ja. Seperti hari ini, Iko sengaja menemui makam Ichel dengan seikat mawar putih, bunga kesukaan Ichel.
“hari ini, hari satu tahun kepergian Ichel, tapi Iko belum bisa menerima ini, Chel. Iko kangen Ichel, juga pelangi senja yang ada di sini. Iko menjaga pelangi senja ini agar tetap indah,Chel. Ichel harus tahu, Iko ngelakuin ini semua untuk Ichel. Sekarang ini kado dari Iko untuk Ichel. Pelangi senja terindah dengan warna jingganya, untuk Ichel sahabat yang selalu ada di hati Iko, selamanyaa...”

No comments:

Post a Comment