Pada dasarnya film dapat diartikan
sebagai potret sebuah cerita kehidupan yang digambarkan oleh sebuah objek yang
kemudian akan dimainkan di bioskop atau di televisi. Film juga dapat diartikan
sebagai gambar hidup atau lukisan gerak dengan cahaya yang melukiskan kisah lakon kehidupan yang dikemas
dalam sebuah pertunjukan berbentuk audio visual. Film adalah gambaran treatikal yang diproduksi
secara khusus untuk dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dan televisi atau
sinetron yang dibuat khusus untuk siaran televisi (Effendy, 2000:201). Sedangkan pengertian kajian yaitu berasal dari kata ”kaji” yang berarti (1) ”pelajaran”; (2)
penyilidikan (tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang
demikian, kata ”kajian” menjadi berarti ”proses, cara, perbuatan mengkaji; penyelidikan (pelajaran
yang mendalam); penelaahan (KBBI 1999: 431). Dengan demikian kajian sinema merupakan
pelajaran yang mempelajari tentang cerita kehidupan yang dipertunjukan kembali
dalam bentuk audio visual dan disiarkan di bioskop atau televisi untuk menghibur masyarakat
yang menontonnya.
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan studi yang mempelajari seluk
beluk bahasa Indonesia, sejarah bahasa Indonesia, dan budaya Indonesia. Dalam
studi ini mengkaji
dua bidang, yaitu Bahasa
Indonesia dan Sastra
Indonesia. Sastra Indonesia mengkaji tentang prosa dan puisi yang ada di
Indonesia. Relevansi kajian film dalam
studi bahasa dan sastra Indonesia marak di zaman modern seperti ini, seperti
transformasi sebuah novel
menjadi film. Transformasi dari karya sastra ke bentuk film dikenal dengan istilah ekranisasi. Istilah ini
berasal dari bahasa Prancis, écran yang berarti layar. Selain ekranisasi yang
menyatakan proses transformasi dari karya sastra ke film ada pula istilah lain, yaitu filmisasi.
Ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan sebuah novel ke dalam film. Eneste menyebutkan bahwa ekranisasi adalah suatu proses pelayarputihan atau pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke dalam film. Eneste juga menyebutkan bahwa pemindahan dari novel ke layar putih mau tidak mau mengakibatkan timbulnya berbagai perubahan. Oleh karena itu, ekranisasi juga bisa disebut sebagai proses perubahan bisa mengalami penciutan, penambahan (perluasan), dan perubahan dengan sejumlah variasi.
Ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan sebuah novel ke dalam film. Eneste menyebutkan bahwa ekranisasi adalah suatu proses pelayarputihan atau pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke dalam film. Eneste juga menyebutkan bahwa pemindahan dari novel ke layar putih mau tidak mau mengakibatkan timbulnya berbagai perubahan. Oleh karena itu, ekranisasi juga bisa disebut sebagai proses perubahan bisa mengalami penciutan, penambahan (perluasan), dan perubahan dengan sejumlah variasi.
Novel dan film merupakan bentuk dari apresiasi
karya seni dengan media yang berbeda. Jika novel lebih berkutat pada kata-kata
dan tertuang dalam tulisan sehingga membutuhkan lebih pada peran mata serta
pengalaman pembaca mengenai karya sastra tersebut, maka film lebih menonjolkan unsur visual, bagaimana
gambar-gambar itu membentuk kesan tersendiri untuk mengkonkretkan dan bagaimana
gambar-gambar gerak itu membentuk imaji penonton. Dalam tataran film, yang
menjadi penekanan tidak hanya indra mata saja tetapi indra telinga juga memegang peranan penting.
Berbicara masalah novel dan film tentu merupakan aktivitas yang menarik karena
keduanya berangkat dari pemenuhan apresiasi karya seni.
Di Indonesia, perkembangan dunia perfilman juga
telah merambah masuk ke dalam dunia sastra dengan lahirnya karya-karya sineas muda saat ini yang
berupa film adaptasi dari novel. Dengan demikian menurut Nugroho (1998: 154)
telah terjadi perubahan fungsi film yaitu film bukan lagi sebagai sentral
budaya tetapi film telah menjadi bagian dari budaya pop lainnya, seperti buku, musik, dan lain-lain.
Dari fenomena tersebut antara film dan sastra sangat
berkaitan erat, keduanya saling melengkapi. Sastra dapat memicu imajinasi pembaca,
sedangkan film dapat menghibur langsung melalui videonya. Akan tetapi seperti yang sudah disebutkan di
atas, bahwa dalam transformasi ini banyak mengalami perbedaan. Menurut saya, jika novel
disandingkan dengan film yang memiliki nilai estetika lebih yaitu novel.
Meskipun novel hanya sekedar tulisan tapi bisa membuat pembaca hanyut dalam cerita tersebut, dan membuat imajinasi
pembaca berpetualang dengan imajinasi-imajinasi tersebut.
Menurut saya, kajian film dalam studi Bahasa dan Sastra
Indonesia sangat penting karena film juga termasuk dalam karya sastra. Film bersifat imajinatif, alurnya terstruktur,
dan memiliki susunan inrtinsik seperti drama. Di samping itu, pengetahuan tentang film dapat
menambah kekayaan ilmu
pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.
Mahasiswa dapat menyalurkan
ide imajinatifnya lewat perfilman yang mengandung sastra. Film juga dapat menjadi wadah untuk kita
mengenalkan karya sastra yang ada di Indonesia dan seluruh budaya yang di
miliki oleh bangsa Indonesia ini.
Budaya yang
termasuk dalam kajian Bahasa
dan Sastra Indonesia, dewasa ini banyak dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan
film. Sutradara saat ini banyak yang tertarik untuk mengakat dan menggali sisi
budaya Indonesia yang mulai terlupakan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Film
menjadi wadah untuk
mengenalkan kembali budaya-budaya Indonesia dan dikemas dengan cara yang bisa
menarik perhatian penonton. Masyarakat akan melihat kembali budaya Indonesia
yang tanpa disadarinya mulai memudar. Dengan demikian masyarakat di harap untuk
tertarik dan tergugah hatinya untuk
melestarikan kembali budaya-budaya Indonesia.
Selain sastra
dan budaya Indonesia yang dikaji dalam perfilman, film juga menjadi pelantara
untuk mengembangkan bahasa persatuan Indonesia, yaitu bahasa Indonesia. Lewat
film, kita bisa
menyajikan sebuah drama yang dapat memberikan contoh kepada masyarakat tentang
bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menayangkan
bagaimana pentingnya bahasa Indonesia bagi persatuan bangsa dan dapat
menumbuhakan rasa nasionalisme pada setiap masyarakat. Contohnya film yang mengangkat tema
tentang perjuangan bangsa Indonesia pada saat penjajahan.
Dengan
demikian, kajian film memiliki peran penting untuk mengembangkan bahasa
Indonesia, sastra Indonesia, dan budaya yang terdapat di Indonesia. Agar masyarakat lebih
mengerti dan memahami segala sesuatu yang terdapat di bangsa kita. Semoga dengan berkembangnya perfileman
Indonesia yang mengangkat tema semua alam Indonesia, masyarakat mencintai
negeri Indonesia yang kaya akan ragam budayanya.