- See more at: http://www.mybloggerwidgets.com/2013/04/add-snow-falling-effect-in-blogger.html#sthash.H9P4j4nT.dpuf

Wednesday 17 September 2014

Relevansi Kajian Film Dalam Studi Sastra dan Bahasa Indonesia



Pada dasarnya film dapat diartikan sebagai potret sebuah cerita kehidupan yang digambarkan oleh sebuah objek yang kemudian akan dimainkan di bioskop atau di televisi. Film juga dapat diartikan sebagai gambar hidup atau lukisan gerak dengan cahaya yang melukiskan kisah lakon kehidupan yang dikemas dalam sebuah pertunjukan berbentuk audio visual. Film adalah gambaran treatikal yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dan televisi atau sinetron yang dibuat khusus untuk siaran televisi (Effendy, 2000:201). Sedangkan pengertian kajian yaitu berasal dari kata ”kaji” yang berarti (1) ”pelajaran”; (2) penyilidikan (tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang demikian, kata ”kajian” menjadi berarti ”proses, cara, perbuatan mengkaji; penyelidikan (pelajaran yang mendalam); penelaahan (KBBI 1999: 431). Dengan demikian kajian sinema merupakan pelajaran yang mempelajari tentang cerita kehidupan yang dipertunjukan kembali dalam bentuk audio visual dan disiarkan di bioskop atau televisi untuk menghibur masyarakat yang menontonnya.
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan studi yang mempelajari seluk beluk bahasa Indonesia, sejarah bahasa Indonesia, dan budaya Indonesia. Dalam studi ini mengkaji dua bidang, yaitu Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia. Sastra Indonesia mengkaji tentang prosa dan puisi yang ada di Indonesia. Relevansi kajian film dalam studi bahasa dan sastra Indonesia marak di zaman modern seperti ini, seperti transformasi sebuah novel menjadi film. Transformasi dari karya sastra ke bentuk film dikenal dengan istilah ekranisasi. Istilah ini berasal dari bahasa Prancis, écran yang berarti layar. Selain ekranisasi yang menyatakan proses transformasi dari karya sastra ke film ada pula istilah lain, yaitu filmisasi.
Ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahan sebuah novel ke dalam film. Eneste menyebutkan bahwa ekranisasi adalah suatu proses pelayarputihan atau pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke dalam film. Eneste juga menyebutkan bahwa pemindahan dari novel ke layar putih mau tidak mau mengakibatkan timbulnya berbagai perubahan. Oleh karena itu, ekranisasi juga bisa disebut sebagai proses perubahan bisa mengalami penciutan, penambahan (perluasan), dan perubahan dengan sejumlah variasi.

Novel dan film merupakan bentuk dari apresiasi karya seni dengan media yang berbeda. Jika novel lebih berkutat pada kata-kata dan tertuang dalam tulisan sehingga membutuhkan lebih pada peran mata serta pengalaman pembaca mengenai karya sastra tersebut, maka film lebih menonjolkan unsur visual, bagaimana gambar-gambar itu membentuk kesan tersendiri untuk mengkonkretkan dan bagaimana gambar-gambar gerak itu membentuk imaji penonton. Dalam tataran film, yang menjadi penekanan tidak hanya indra mata saja tetapi indra telinga juga memegang peranan penting. Berbicara masalah novel dan film tentu merupakan aktivitas yang menarik karena keduanya berangkat dari pemenuhan apresiasi karya seni.
Di Indonesia, perkembangan dunia perfilman juga telah merambah masuk ke dalam dunia sastra dengan lahirnya karya-karya sineas muda saat ini yang berupa film adaptasi dari novel. Dengan demikian menurut Nugroho (1998: 154) telah terjadi perubahan fungsi film yaitu film bukan lagi sebagai sentral budaya tetapi film telah menjadi bagian dari budaya pop lainnya, seperti buku, musik, dan lain-lain.
            Dari fenomena tersebut antara film dan sastra sangat berkaitan erat, keduanya saling melengkapi. Sastra dapat memicu imajinasi pembaca, sedangkan film dapat menghibur langsung melalui videonya. Akan tetapi seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa dalam transformasi ini banyak mengalami perbedaan. Menurut saya, jika novel disandingkan dengan film yang memiliki nilai estetika lebih yaitu novel. Meskipun novel hanya sekedar tulisan tapi bisa membuat pembaca hanyut dalam cerita tersebut, dan membuat imajinasi pembaca berpetualang dengan imajinasi-imajinasi tersebut.
            Menurut saya, kajian film dalam studi Bahasa dan Sastra Indonesia sangat penting karena film juga termasuk dalam karya sastra. Film bersifat imajinatif, alurnya terstruktur, dan memiliki susunan inrtinsik seperti drama. Di samping itu, pengetahuan tentang film dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Mahasiswa dapat menyalurkan ide imajinatifnya lewat perfilman yang mengandung sastra. Film juga dapat menjadi wadah untuk kita mengenalkan karya sastra yang ada di Indonesia dan seluruh budaya yang di miliki oleh bangsa Indonesia ini.
           



Budaya yang termasuk dalam kajian Bahasa dan Sastra Indonesia, dewasa ini banyak dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan film. Sutradara saat ini banyak yang tertarik untuk mengakat dan menggali sisi budaya Indonesia yang mulai terlupakan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Film menjadi wadah untuk mengenalkan kembali budaya-budaya Indonesia dan dikemas dengan cara yang bisa menarik perhatian penonton. Masyarakat akan melihat kembali budaya Indonesia yang tanpa disadarinya mulai memudar. Dengan demikian masyarakat di harap untuk tertarik dan tergugah hatinya untuk melestarikan kembali budaya-budaya Indonesia.
Selain sastra dan budaya Indonesia yang dikaji dalam perfilman, film juga menjadi pelantara untuk mengembangkan bahasa persatuan Indonesia, yaitu bahasa Indonesia. Lewat film, kita bisa menyajikan sebuah drama yang dapat memberikan contoh kepada masyarakat tentang bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menayangkan bagaimana pentingnya bahasa Indonesia bagi persatuan bangsa dan dapat menumbuhakan rasa nasionalisme pada setiap masyarakat. Contohnya film yang mengangkat tema tentang perjuangan bangsa Indonesia pada saat penjajahan.
Dengan demikian, kajian film memiliki peran penting untuk mengembangkan bahasa Indonesia, sastra Indonesia, dan budaya yang terdapat di Indonesia. Agar masyarakat lebih mengerti dan memahami segala sesuatu yang terdapat di bangsa kita. Semoga dengan berkembangnya perfileman Indonesia yang mengangkat tema semua alam Indonesia, masyarakat mencintai negeri Indonesia yang kaya akan ragam budayanya.