- See more at: http://www.mybloggerwidgets.com/2013/04/add-snow-falling-effect-in-blogger.html#sthash.H9P4j4nT.dpuf

Thursday 19 September 2013

jani17 (part4)



PART 4

        Dari dalam terdengar suara mama memanggil tian. Tian dan adi langsung kembali ke dunia nyata. Tian menghampiri mama, adi hanya melihat tian dari balik jendela rumah tian. Seperti nya serius, wajah tian terlihat semakin serius, kaya nya tian nangis deh! Kenapa? Ada masalah? Tian mendekati adi yang dari tadi sudah menunggu.
“kenapa yank?” tanya adi lembut.
“masuk yuk” ajak tian dengan senyum di balik tangis nya. “papa mau ngomomg sama kamu.” Adi bengong! Ada apa?papa nya tian mau ngomong? Ngomong apa? Pasti serius! Adi mengikuti langkah tian dengan penuh tanda tanya.
“malam oom?” adi nyapa papa duluan. Adi emang masih anak SMA, dia juga nakal di sekolah nya, tapi walau pun begitu adi masih punya sopan-santun.
“duduk” papa to the point. Adi duduk, mama menarik tian untuk ninggalin papa dan adi, tapi tian mengintip dari balik tembok, takut ada sesuatu yang terjadi. Adi paling gak bisa nahan emosi kalo udah marah.
“kamu beneran sayang sama tiani?” tanya papa.
“iya,oom. Saya serius, saya beneran sayang sama tian.” Jawab adi dengan tenang.
“apa kamu mampu bahagiain dia?” adi terkejut mendengar pertanyaan itu. Maksud nya apa?
“saya mampu, oom. Saya akan lakukan apa aja untuk membahagiakan tian.” Dari balik tembok tian mendengar jawaban adi, dia langsung tersenyum.
“tingalkan dia! Jangan ganggu tian lagi. Itu yang bisa membuat tian bahagia” mendengar itu air mata tian langsung terjatuh dan dia merasa lemas, tubuh nya perlahan mulai jatuh ke lantai. Dia menahan tangis sambil menutup mulut nya dengan tangan. Tian gak nyangka papa akan ngomong kaya gitu.
“maksud oom...”
“iya, kamu harus ninggalin tian. Lupakan dia. Dia punya kehidupan yang baru.”
“apa salah saya, oom? Saya gak bisa! Saya udah janji sama tian untuk tidak meninggalkan dia.” Adi sangat tegas.
“janji?” ucap papa sambil tertawa kecil.
         Entah apa lagi yang mereka bicarakan. Tian gak denger lagi percakapan mereka, sekarang tian gak bisa nahan tangis nya, tapi masih mencoba supaya isak tangis nya gak terdengar. Saat tian mulai tenang, dia mencoba untuk melihat keadaan  adi. Koq? Adi berlari menuju pintu penuh  dengan emosi. Ada apa? Tian lari mengejar adi.
“kamu mau kemana? Kamu kenapa” tanya tian di iringi isak tangis nya dan air mata yang gak bisa dia pendam.
“maaf, yann. Itu mau papa kamu! Aku gak bisa apa-apa.” Adi terlihat kecewa campur emosi.
“kamu gak ngelawan? Kamu gak berjuang?”
“sayang, aku udah berusaha untuk hubungan kita. Aku juga gak mau ini terjadi! Kamu tau kan papa kaya gimana?” adi tetap lembut ngejelasin semuanya walaupun dalam hati nya tersimpan banyak amarah. Tian berlari menuju papa.
“PAPA GAK ADIL!!! PAPA GAK PERNAH NGERTI TIAN!! PAPA EGOIS!!” teriak tian di hadapan wajah papa nya. Papa hanya diam. “ aku bahagia pa sama adi! Dia gak pernah nyakitin tian! Adi gak salah!” tian lari ke arah adi lagi.
“adi...kamu gak akan ninggalin aku kan?” adi langsung memeluk tian tanpa menjawab. Tian masih menangis. “LEPASIN TIAN!!” teriak papa. “PERGI KAMU DARI SINI!!!” Tian di tarik masuk sama papa nya. Tian merontah-rontah, tian gak ngelepasin tangan adi, sampai akhir nya papa bertindak kasar.
“adi.....” teriak tian. Adi pergi meninggal kan tian yang masih menangis. Terlihat motor adi melaju kencang dan sekejap menghilang di balut malam. Sedangkan tian masih menangisi kepergian adi.

        Esok nya tian memutuskan kembali ke Purwokerto dengan hati yang hancur. Entah apa yang ada dalam pikirannya, tian terlihat pucat pasi. Hidup nya seakan udah gak ada artinya lagi.
        Tian merebahkan tubuh nya. Sesampai di kosan tian belum liat batang hidung sahabatnya, rahma. Ini masih hari sabtu, jadi masih ada waktu buat tian istirahat melupakan semua masalah. Tian pergi tanpa pamitan sama adi. Nomer adi gak aktif. Itu semakin membuat tian merasa gak enak. Adi kemana? Kenapa dia seperti ini?
         Pandangan tian menerawang jauh. Dia mencoba mengingat semua memory nya bersama adi. Tawa, canda, tangis, mereka jalani berdua selama dua tahun, tapi tangisan saat ini tian merasa sendiri. Dia merasa kehilangan sosok adi yang selama ini menemani nya di saat suka dan duka.
         Udah hampir seminggu gak ada kabar dari adi. Setelah kejadian itu keadaan tian menjadi berubah, dia lebih sering diam, melamun, menyendiri, bahkan jarang masuk kuliah. Rahma sebagai sahabat nya mersa aneh, rahma gak tau masalah tian. Tian gak pernah cerita, kalupun ditanya tian gak pernah jawab.
         Hari begitu cepat berlalu. Tian sadar, percuma dia sperti ini terus, gak ada gunanya. Keinginan buat move on pun muncul di benak tian. Tian mulai tersenyum pada langit yang pagi ini terlihat begitu cerah. Dia langsung pergi ke kamar mandi, sepuluh menit kemudian  tian keluar dengan wajah fress, tanpa beban, tanpa masalah. Kesegaran wajah nya terpancar di balik rambut nya yang basah.
“rahmaaaa....” teriak tian begitu bersemangat.
“apa?” jawab rahma dari balik tangga.
“pergi yuk? Weekend nih masa ngeduplek di kosan terus? Boseeennn” teriak tian dengan manja.
“iya bentar. Gw ganti baju dulu ya.”
         Tian, rahma, dan bimo akhir nya pergi. Gak jauh-jauh Cuma ke MORRO yang deket, lagian mereka Cuma mau ngilangin penat aja. Rahma merasa senang dengan keadaan tian yang udah kembali seprti dulu, tapi rahma masih bingung apa penyebab tian mejadi penyendiri gitu.
         Mereka muter-muter entah apa yang dicari. Udah sekitar 3 jam mereka berada di situ, kebahagiaan pun terpancar dari wajah tian, kayanya dia seneng deh! Dia berhasil move on. Udah siang, bimo harus segera ke kampus. Dengan berat hati mereka mengakhiri petualangan hari ini. Bimo nganterin tian dan rahma dulu ke kosan, kemudia dia langsung tancap gas menuju kampus nya.
“gw lansung ke kamar ya yann. Daaahhh” rahma naik ke kamar nya. Tian juga kayanya ke capean, dia merebahkan tubuh nya dan mulai menutup mata nya. Baru beberapa menit mata tian terpejam, handphone tian berbunyi. Di lihat nomer di layar hp nya, nomer baru! Gumam nya. Siapa? Tian bertanya sendiri. Setelah beberapa menit tian langsung memencet tombol yes.
“halo?” dengan nada pelan, tapi kedengarannya di sebrang sana ada kerusuhan. Terdengar isak tangis yang histeris, bahkan ada jeritan. “siapa?” tian memberanikan diri.
“tian...gw bobi temen nya adi. Adi kecelakaan, motor nya tabrakan sama truk.” Suara itu seperti serius dan bobi pun terdengar terseguk-seguk.
“APA?? Bob, jangan bohongin gw!”
“gw serius yan, gw gak mungkin bohong. Keadaan adi lagi kritis, dia di rumah sakit Fisal.”
“ok, gw kesana sekarang!” tian benar-benar gak percaya. Setelah tiga minggu gak ada kabar dia malah dapet kabar yang gak di ingin kan. Tanpa pikir panjang tian langsung menuju terminal.
        Dua jam kemudian tian smpe di rumah sakit yang di tuju. Banyak keluarga adi yang hampir semuanya mengeluarkan air mata. Dari kejauhan kira-kira 1 meter langkah tian mulai gontai. Dia harus percaya apa nggak! Aku harap ini hanya mimpi, batin tian. Mama adi mulai mendekati tian dan di peluknya tian dengan tangisan histeris. Tian bingung harus gimana, dia lihat di ujung lorong bobi dan kawan-kawan memandangi tian dengan air mata di wajah mereka.
“tian... adi,yan...” mama adi tedengar lemas. “adi kritis. Kesempatan untuk selamat nya tipis.” Tian hanya diam. Dari dia dapat kabar dari bobi,tian belum meneteskan air mata sekalipun. Tian hanya bengong mendengar semua berita itu. Tanpa air mata, tanpa tangis,tanpa sepatah kata yang keluar dari mulut tian. Tian tetep diam membisu.
          Di pandanginya wajah Adi yang tertutup oksigen, berrbaring lemas, tak berdaya. Sampai saat itu pun tian belum bisa berkata apapun. Apa ini nyata? Tuhan... semoga ini hanya mimipi! Bangunkan aku Tuhan...!!! tian terjatuh ke lantai! Tian pingsan!

Wednesday 18 September 2013

budaya takuburan



BUDAYA TAKUBURAN

Budaya Takuburan adalah suatu acara atau adat kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat dukuh Kosambi Desa Jipang, Kec.Bantarkawung,Kab. Brebes Jawa Tengah. Acara ini hampir mirip dengan acara Bersih Bumi ataupun Sedekah Bumi, yang membedakan yaitu Takuburan ini dilakukan ditempat yang dianggap keramat oleh warga Kosambi.
Dukuh Kosambi mempunyai tempat yang letaknya lebih tinggi dari pemukiman warga yang disebut dengan Astana. Astana ini seperti hutan kecil yang di dalamnya terdapat beberapa kuburan, konon kuburan itu kuburan Arya Penangsang, dan beberapa orang leluhur dari warga setempat, didalam Astana tidak seperti hutan biasanya melainkan tumbuhan yang indah dan dekorasi tempat yang nyaman seperti istana.
Acara Takuburan sederhana, semua warga Kosambi datang ke Astana dengan membawa makanan tradisional seperti ketupat, jajanan pasar, gorengan, dll. Setelah semua sampai di dalam  Astana biasanya ada sambutan dari kepala Desa Jipang, orang yang dituakan di Kosambi dan ustadz atau kiyai yang akan memimpin doa. Warga duduk berjejer sepanjang jalan Astana dengan rapi dan makanan yang mereka bawa.
Setelah semua sambutan selesai warga mulai membersihkan Astana, untuk orang yang dianggap penting seperti kepala Desa dan orang yang lebih tinggi derajatnya membersihkan makam/kuburan yang ada didalam yang terletak seperti kamar, untuk warga sendiri hanya membersihkan di sepanjang jalan Astana.
Setelah bersih-bersih selesai warga berkumpul lagi untuk bertukar makanan yang mereka bawa. Jadi semacam ada pesta rakyat didalam Astana. Warga sangat senang bila acara ini akan tiba, mereka memperiapkannya dengan membuat makanan dan mereka senang bisa berbagi dengan warga lain.
Tujuan acara Takuburan ini yaitu untuk mengenang dan mendoakan leluhur mereka yang sudah berjuang untuk dukuh ini, semacam penghormatan kepada pahlawan. Acara ini juga bisa menjadi wadah untuk kita bersyukur atas rahmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Karena diacara ini tidak ada perbedaan antara si miskin dan si kaya, semua melebur bergabung menjadi satu.
 Makna dari bertukar makanan sendiri yaitu bahwa kita sebagai manusia tidak pernah hidup sendiri, harus akur/rukun dengan tetangga. Kita tidak boleh pelit kepada orang lain apalagi dengan tetangga sendiri. Warga juga bisa memaknai arti saling berbagi,yang biasanya dirumah sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan tidak dapat menyapa tetangganya sendiri, disinilah mereka dapat saling bertemu,bercerita,tertawa bersama berbagi kebahagiaan dan melupakan sejenak semua masalah dan beban yang merekan pikul. Karena pada hakekatnya berbagi itu indah.

Wednesday 4 September 2013

janji 17 (part 3)



PART 3


“iya ma...” jawab tian. Seperti nya dia sedang telpon dengan mama nya.
           Setelah telpon itu terputus, tian langsung lari ke atas ke kamar sahabat nya itu. Dan di dapati rahma sedang tidur pulas.
“ma....bangun” tian mencoba membangun kan rahma dengan nada agak manja.
“apa sih? Gw ngantuk, yan...”
“gw suruh pulang sama nyokap gw!”
“hah? Pulang?” rahma langsung melotot dari tidur nya. “ngapain pulang? Bukannya nyokap loe ngelarang loe pulang?”
“gw gak tau. Kata nya penting. Gw balik weekend ini.”
                 Kamis sore tian udah nongkrong di terminal. Dia balik pake bus, atuh iya gak ada transportasi laen yang menuju ke daerah nya. Deket sih Cuma dua jam perjalanan. Berangkat jam empat en nyampe jam setengah enam di terminal, tian harus naek angkot lagi biar nyampe ke rumah nya, tapi tian udah ada jemputan.
                ADI
                Yang jemput tian hari ini. Ternyata adi itu kekasih tian di kampung, dan selama di Purwokerto tian gak pernah cerita sama siapa pun teneang keberadaan adi, bahkan rahma sekali pun. Tian sama adi udah pacaran sejak SMA kurang lebih dua tahun yang lalu. Sekarang adi masih duduk di bangku SMA kelas XII. Merka sebener nya seumuran, tapi adi masuk sekolah nya agak telat jadi nya dia sebagai adik kelas tian.
“aku kangen sama kamu” ucap adi membuka percakapan. “kamu koq baru pulang sekarang? Kamu gak kangen sama aku?”
“kangen koq.”jawab tian, tapi tampang nya sedang bingung kaya yang lagi mikir gitu.
“tapi koq kamu gak pernah pulang? Udah hampir 3 bulan lohh.” Adi diam sejenak. “kamu kemana aja? Gak pernah ngasih kabar? SMS ku gak pernah kamu bales, apa lagi telpon ku yang gak pernah kamu angkat.”
“sorry, aku sibuk, yank!” saut tian dengan raut wajah masih seperti tadi. “ aku pulang di suruh mama. Kata nya ada yang penting, makanya nyempetin pulang.” Tatapan tian hampa ke ujung langit malam itu. “ aku gak pulang bukan nya gak mau ketemu sama kamu, tapi kamu tau sendiri sekarang aku udah kuliah dan tugas awal ku banyak. Jadi, maaf kalo aku gak punya waktu buat kamu.”
“ gak apa-apa, sayang. Aku seneng bisa ketemu kamu hari ini. Love you.” Adi memeluk tian. Tian merasa nyaman banget di pelukan adi. “ love you too, sayank” jawab tian.

                Tian membuka mata nya. Ini pagi pertama dia menghirup udara kampung halaman nya yang  lebih kurang udah 3 bulan dia tinggal kan. Tian emang gak pernah pulang sejak pertama dia ospek sampe sekarang dia baru pulang.
“pagi,sayang...” sapa mama sambil nyium kening anak tunggal nya. Tian anak satu-satu nya di keluarga dia .
“pagi ma..” tian mengeluarkan senyum kecil nya. “gak ada yang beda ya ma, sama seperti 3 bulan yang lalu saat tian pergi.”
“iya, sayang.” Mama meneguk teh yang ada di tangan nya. “ gimana kamu sama adi? Lancar?” tanya mama. Jujur, tian kaget denger pertanyaan mama.
“lancar ma.. sebenar nya apa sih ma yang penting? Sampe tian suruh pulang?” tanya tian penasaran.
“ntar papa kamu aja yang ngomong, mama gak berani.”
“masalah adi?” tian mencoba nebak. Tapi mama hanya diam. “ma... bener kan? Jawab pertanyaan tian!” tian sedikit memaksa.
“mama gak tau harus nyampein nya gimana, tapi kamu tau kan papa gak setuju sama hubungan kamu dengan adi.” Mama pun memaksakan untuk menjawab. Sebenar nya mama setuju aja sama hubungan mereka, selama tian bahagia dan bisa jaga diri. Tapi berbeda dengan papa yang dari awal udah gak suka sama adi, alasannya adi itu adik kelas, gak masuk akal banget.

             Sore hari papa udah pulang kerja. Tian dan mama sedang menikmati acara gosip kesukaaan mama. Udah lama tian gak nonton bareng mama, rasanya kangen banget. Setelah selsai mandi papa juga gabung nontong tv. Awalnya biasa aja, papa nanya-nanya seputar kuliah tian selama ini, dari dosen sampe tugas-tugas tian yang gak ketulungan itu. Tian masih nyaman sama suasana saat itu, masih ada tawa dan canda dari kelurga kecil itu.
“kamu udah ketemu cowok yang cocok sama kamu disana?” tanya papa tiba-tiba. Tian langsung terhenti dari tawanya. Terlihat mama nyengol tangan papa.
“ belum.” Jawab tian ketus. “baru juga 3 bulan udah nanyain cowok, yang jelas-jelas ada disini aja gak papa tanyain.”
“ngapain papa nanyain anak bau kecur kaya gitu? Kaya gak ada pertanyaan yang lebih penting aja.”
“kenapa sih papa benci banget sama adi? Apa salah adi pa?” tian mulai emosi. Papa langsung membalikan muka ke arah lain.
“dia gak baik buat kamu!” jawab papa tanpa noleh ke tian. Sedangkan mama hanya merangkul tian mencoba menenangkan agar tian gak kebawa emosi.
“gak baik gimana? Buktinya selama 2 tahun ini tian gak kenapa-napa! Apa karna adi itu nakal? Bandel? Slengean?” tian gak bisa nahan emosi nya. “ adi gak seburuk yang papa bayang kan. Dia baik, dia bisa jagain tian!” teriak tian sebari meninggalkan mama dan papa nya ke kamar.
“tian...” mama memanggil,tapi tian tetep berlari tanpa meduliin mama, dan papa tetap diam.

                Malam ini adi janji bakal maen ke rumah tian. Dengan hati yang gak karuan tian menghampiri adi yang sudah ada di teras depan rumah. Senyuman adi sedikit menyejukan suasana hati tian.
“ kenapa, sayang? Koq muka nya di tekuk gitu? Gak suka ya aku dateng? Ya udah aku pulang.” Adi melangkah meninggalkan tian, gak lama kemudian tian pun narik tangan adi dan langsung memeluk nya. Adi hanya bengong.
“ aku sayang kamu. Jangan ninggalin aku yaa?” ucap tian lirih. Tian mulai meneteskan air mata.
“kamu kenapa? Ada masalah? Cerita sama aku.” Tian melepaskan pelukannya. Tian diam sebentar mikir dia mau jawab apa.
“aku Cuma gak mau kehilangan kamu. Aku janji aku bakalan ngabarin kamu terus di sana. Aku janji di..” tian semakin terisak.
“iya,sayang aku percaya. Jangan nangis donk, aku gak mau liat kamu nangis.” Adi menghapus air mata di pipi tian.
“kamu gak akan ninggalin aku kan? Maaf ya aku udah kaya gitu sama kamu.”
“gak apa-apa,sayang. Aku ngerti koq!” jawaban adi benar-benar membuat hati tian menjadi sejuk. Aku beruntung bisa miliki kamu, aku sayang kamu. Kamu baik banget, kamu sabar banget ngadepin papa yang sikap nya kaya gitu, batin tian.

Sunday 1 September 2013

janji 17 (part 2)



PART 2

“ besok ada pensi ya  di kampus kita?” tanya Rahma
“ gak tau gw, emang kenapa?”
“ liat yuuk yann...” bujuk Rahma
“ ogahhh... gw gak minat, palingan juga loe pacaran disono sama si bimo bim bim bimo”
“ ya nggak lah yan.. dia kan beda kampus sama kita. Kenapa sih loe sensi banget sama bimo?”
“ siapa yang sensi? Gak deh biasa aja”
“ loe ngiri kan liat gw sama bimo? Loe kan jomblo, loe pengen ya jalan kaya gw?” ledek Rahma.
“ ih,siapa juga yang ngiri. Gw gak ngiri lagian gw gak mau pacaran. MALES!! Cowok tuh nyebelin!!”
“ nyebelin tapi ngangenin kan???”  Rahma makin asik godain Tian
“ apaan sih loe?? Udah sana keluar, gw mau tidur”

         Hari ini berjalan dengan lancar, tugas kesusastraan udah di kumpulin, kuliah hari ini juga lumayan asik gak bikin boring dan yang paling seneng nya lagi hari ini terbebas dari agenda rapat, jadi bisa santai deh di kosan. Tian langsung membaring kan badan nya dan mulai terhanyut dalam dunia ke-dua nya.
        Dreeettt dreeett dreeettt.........
Handphone  tian bergetar, tapi tian tetap aja gak sadar dari mimpi nya. 2x, 3x hp nya trus getar dan ke 4x tian baru tersadar , di lihat hp yang saat ini lagi di pegang nya... waaahhh ada apa nih rahma, batin tian.
“ ada apa ma?”
“gw ke kamar loe ya? Kita ke kampus.”
“ngapain?”
“udah deh mending sekarang loe mandi, dandan yang cantik, 15 menit lagi gw turun, ok?”
“tapi....”
Tutt...tutt...tutt.... belum juga tian ngomong malah telpon nya udah di matiin. Terpaksa deh tian mandi.
          15 menit kemudian rahma udah ngejugur depan kamar tian. Dia nyisir-nyisir rambut nya pake jari tangan, udah kaya iklan shampo aja ihhh...
Tok..tok..tok...rahma ngetuk pintu kamar tian.
“ loe udah siap belom?”
“ iye, bentar lagi napa.”
“lame loe”
“loe tuh bawel”
          Mereka nyampe di kampus dan acara nya ternyata belum mulai, masih persiapan.Gak mau nunggu lama tian langsung nyeret rahma ke kantin. Lemper cuyyy eh koq lemper sih? Laper maksud ane.
          Waaaahhh nih kantin rame bener dah kaga kaya biasanya, pasti gara-gara nih pensi anak-anak pada nongkrong disini. Biasanya nih kantin sepi pii pii piii..... maklum makanan nya agak-agak gimana gitu...heheee alay bed lah bahasa nya.
“serame apapun nih kantin, tetep aja kaga ade yang ganteng” cerocos rahma.
“ya elah loe ma ma... udah tau dari dulu kampus kita tuh kaya gini. Jangan ngarep loe liat cowok cakep disini, lagian loe kan udah punya bimo yang jelas-jelas  cowok paling cakep se FH.”
“ gw mau nyari buat loe bego!”
“ngapain nyari buat gw? Emang nya gw gak bisa nyari sendiri apa?”
          Rahma Cuma ngakak denger jawaban tian yang kaya nya udah gondok abis... abis nya gak punya pacar sih jadi nya rahma gemes liat tian. Gak lama abis itu rahma nengok ke arah pintu masuk kantin en ternyataa...... rahma langsung bengong gak tau kenapa.
“ yan, kalo disini ada cowok cakep loe mau ngapain?” tanya rahma masih dengan wajah bengong, tapi tian gak noleh sedikit pun malah dia asyik ngelahap bakso yang ada di hadapan nya.
“ ya gak mungkin ada atuh... kalo ada di kampus ini apa lagi di kantin gw bakalan langsung minta kenalan deh ke dia”
“bener ya loe kenalan sama dia. Ya udah sekarang loe ke bangku deket pintu dan loe kenalan deh sama cowok itu. Cepet!”
“ maksud loe?” tian membalikan wajah nya ke bangku yang di tunjuk rahma, dan ternyata.... tweng weng weng..... beneran ada cowok kece abizzz..... tian mangap deh liatin tuh cowok sambil ngucek-ngucek mata nya, siapa tau aja salah liat, gitu! Masa iya sih tian harus ngajak kenalan tuh cowok duluan, gak mauuuuu..!!!!
“ mmm...tuh anak bukan anak kampus sini kali!”
“ ya gak papa. loe kan bilang nya yang ada di kantin, bukan anak kampus sini? Ya uadah sono cepetan buktiin omongan loe!”
“ tapi ma....” tian ragu-ragu, tapi rahma tetep maksa tian buat diri dan nyamperin tuh cowok. Dengan keragu-raguan nya, akhir nya tian coba bangkit dan ngedeketin tuh cowok. Pas udah deket tian merhatiin muka cowok itu, haaahh gak salah nih??? Tian nanya sendiri.
“ hai...tiani ya?” sapa cowok itu duluan.
“iya, koq loe tau nama gw? Tapi... gw juga kayanya pernah liat loe deh, tapi di mana yaa?” muka tian sok mikir gitu, dia emang lagi mikir dink.
“ kan kemaren loe jatoh depan gw pas selsai rapat baksos.” Cowok itu coba ngingetin.
“ ohhh loe? Emang loe anak sini?”
“ bukan. gw Cuma maen aja, kebetulan sobat gw anak sini.”
“oh...”


            Tian dan rahma langsung ke halaman kampus tempat  panggung gede itu berdiri. Tian udah cerita kalo cowok itu yang bikin dia malu pas habis rapat itu. Suara drum,petikan gitar, dan terkadang terdengar alunan biola terasa indah banget di telinga.
            Mereka ketemu teman tian, nama nya Ami. Ami temen ospek tian dulu.
“cantik, apa kabar?? Lama ya gak ketmu..” seru ami
“iya yah. Gimana kabar loe?” sahut tian basa-basi yang lama-lama pasti bakalan basi.
“ baik cantik. Oiya bentar yaaa..” ami seperti lagi nyari seseorang.enn... “ damar...sini” teriak ami pada seseorang yang gak keliatan dari pandangan tian dan rahma.
“ kenalin ini temen gw, dia anak FE”  helooowww gw gak  salah liat nih?? Dia kan cowok yang selalu bikin gw malu. Oh god.......
“ gw damar ” seraia menyodorkan tangan nya.
“ rahma..” lahhh koq tuh anak yang nyosor duluan, pake cengar-nyengir segala lagi, iih ganjen, batin tian.
“hai tian” damar yang nyapa tian duluan.
“ hai..” tian hanya membalas sekedar nya dengan tampang malas.
                  Tian dan rahma nyari tempat yang nyaman buat nonton pensi. Dan tian nunjuk ke lantai 2. “ngapain di lantai 2??” tanya rahma sedikit tidak setuju.
“biar bebes nonotonnya, sambil nikmati udara malam”
“gak kelitan muka anak-anak yang tampil nya oon!”
“bodo” dengan enteng tian langsung menuju lantai 2, sepi, sunyi, hanya terdengar alunan musik klasik yang sedang di bawakan oleh anak UKM musik. Tian berdiri menghadap panggung, tapi pandangan nya menerawang jauh ke angkasa luas. Entah apa yang ada dalam imajinasi nya, yang jelas tian hobi berimajinasi.
                   Lama-lama tian terbawa suasana yang sunyi itu mengikuti alunan nada, dengan pandangan masih ke langit. Wajah tian terlihat samar dari bawah, karena di lantai 2 dan dia juga hanya di terangi dengan sepercik cahaya dari lampu yang ada di ruangan samping.
“loe sendirian sih?” terdengar suara entah dari mana yang seketika membuyarkan lamunan tian. Tian pun mencari sumber suara itu. Di belakang nya sudah ada damar yang sedang menatapnya , tian hanya menoleh tanpa menjawab pertanyaan damar atau sekedar basa-basi.    
“ gak gabung? Asyik tuh keliatan nya.” Damar berargumen, tapi tian sedikit pun gak kegubris. “loe anak sasindo ya?” sambung damar. Tian hanya mengangguk dengan mata terpejam, dan begonya damar malah ikut-ikutan.